Pengorganisasian host-host menjadi
sangat penting ketika kita akan berencana membangun sebuah jaringan
besar. Untuk melakukan pengorganisasian ini kita memerlikan apa yang di
namakan subnetting. sebuah subnet berfungsi untuk membagi atau
memisahkan traffic jaringan di antara host-host sesuai konfigurasi.
Dengan mengorganisasi host-host ke dalam group-group logical, subnetting
dapat meningkatkan security dan performa jaringan.
Subnet Mask
Aspek utama dalam subnetting adalah
subnet mask . seperti hanya IP address nilai subnetmask juga terdiri
atas empat byte bagian (32 byte) dan sering di tulis dengan menggunakan
notasi ” dotted-decimal”.
Dibawah ini adalah contoh umum sebuah nilai subnet mask, yang di representasikan dalam format binary:
11111111 11111111 11111111 00000000
Nilai di atas secara tipical adalah ekivalen dengan:
255.255.255.0
Ini adalah nilai standar yang banyak di pakai dalam home networking.
Subnet mask default untuk setiap kelas di perlihatkan oleh tabel di bawah ini.
Pada subnet mask default di mana belum
di lakukan sunetting pada IP jaringan, oktet bernilai 1 untuk semua
bit-nya (11111111) atau semua bernilai 0 (00000000). Semua bit bernilai 1
mengembalikan nilai 255 dalam desimal dan juga semua bit bernilai 0
maka dalam desimal juga bernilai 0.Yang menjadi pertanyaan adalah
bagaimana router menggunakan subnet mask untuk menentukan mana IP
jaringan dan mana IP yang di pakai oleh device (dalam hal ini komputer
misalnya). Router biasanya menggunakan suatu proses AND di mana bit-bit subnet mask di AND terhadap bit-bit IP Address yang di temukan. Berikut ini tabel yang dapat digunakan dlam proses AND:
- ABA AND B000010100111
Contoh :
IP Address : 180.20.5.9 IP Address kelas B
Subnet Mask : 255.255.0.0 default subnet mask kelas B
Network Address ?
IP Address :10110100 00010100 00000101 00001001
Subnet Mask :11111111 11111111 00000000 00000000 ? AND
Network IP :10110100 00010100 00000000 00000000
Akhirnya di dapat network-ID: 180.20 Dan pada
jaringan 180.20 sebenarnya banyak IP Address yang dapat di gunakan oleh
host-host anggotanya, yaitu: 180.20.0.1sampai dengan 180.20.255.254 IP
Address 180.20.0.0 tidak boleh di pakai karena otomatis menjadi IP
Network dan IP 180.20.255.255 juga tidak boleh dipakai karena di gunakan
sebagai Broadcast jaringan.
Salah satu contoh di perlukan subnetting adalah misal
sebuah perusahaan memperoleh IP address 130.0.0.0 dengan IP Network
tersebut maka terdapat sebanyak 65.534 (2 ^16-2) alamat IP yang dapat di
pasang peralatan atau komputer yang terkoneksi ke jaringan. Yang
menjadi masalah adalah bagaimana mengelola jaringan dengan jumlah host
lebih 65.000 tersebut. Suatu hal yang tidak mungkin apabila anda harus
menempatkan komputer sebanyak itu pada satu lokasi. Jika anda
menggunakan 1000 komputer pada satu gedung yang berlantai banyak, maka
64.000 lebih IP Address akan terbuang percuma.
Solusinya adalah dengan memecah IP Network tersebut sehingga terbentuk jaringan-jaringan yang lebih kecil yang bernama subnet. Misalnya
dibentuk 2000 subnet yang selanjutnya subnet ID yang di peroleh di
pakaikan pada komputer-komputer yang lokasinya berjauhan, 2000 lokasi
jaringan komputer tersebar di seluruh dunia, dan untuk menghubungkanya
menjadi satu anda memerlukan Router. Jika masih ada Subnet ID yang tidak
ke pakai bukankah bisa di jual ke perusahaan lain yang tertarik.
Kita ambil contoh lagi subnetting pada IP kelas A.
Misal jika anda mendapatkan IP Address 10.0.0.0 maka dapat di bangun
suatu jaringan dengan jumlah host 2 ^ 24, merupaka jumlah yang sangat
besar. Pada IP kelas A oktet pertama mendefinisikanalamat jaringan
(Network-ID). Tiga oktet berikutnya merupakan informasi alamat node
(host, komputer atau peralatan jaringan lain). Jumlah host yang dapat di
pasang sebelum subnet adalah (2 ^ 24-2). Sekarang anda akan mencoba
membagi IP Address di batas dalam 100 subnet:
Jumlah subnet : 100
Network Address : 10.0.0.0
Biner : 00001010 00000000 00000000 00000000
Ambil oktet pertama dari bagian host ID yaitu oktet
kedua pada deretan IP Address di atas, bernilai 00000000. Oktet pertama
tersebut dalam urutan desimal dapat di tulis :
128 64 32 16 8 4 2 1 ? 2 ^n
jumlahkan bagian paling kanan hingga mencapai nilai
100. Di dapat 1+2+4+8+16+32+64=127 dan hanya bilangan 127 yang mendekati
nilai 100 artinya untuk mendapatkan nilai 100 atau 127di perlukan
sebanyak 7 bit paling kanan. Ok, sekarang lihat kembali deretan bilangan
di atas. dan jumlahkan deretan dari sebelah kiri 128+64+32+16+8+4+2=
254. Nach hasil 254 tersebut akan menggantikan nilai host ID pada subnet
mask default. Telah kita ketahui bahwa subnet mask default kelas A
adalah 255.0.0.0 sekarang coba kita ganti oktet pertama host ID pada
subnet mask tersebut dengan 254 sehingga di peroleh 255.254.0.0 dan
itulah sunet mask baru yang akan kita pakai.
Pada proses yang di lakukan untuk mendapatkan sunet
mask baru nilai terkecil yang di gunakan adalah 2 (128, 64, 32, 16, 8,
4, dan 2. disini 2 adalah nilai terkecil). Nilai terkecil ini akan
menjadi patokan kenaikan range IP Address yang dapat di pasang pada host
yang terdapat dalam subnet. Dengan kenaikan 2 di dapat subnet dan range
IP berikut ini:
- SubnetRange IP untuk Host
10.2.0.0 10.2.0.1 s.d 10.3.255.254 10.4.0.0 10.4.0.1 s.d 10.5.255.254 10.6.0.0 10.6.0.1 s.d 10.7.255.254 ………………. 10.248.0.0 10.248.0.1 s.d 10.249.255.254 10.250.0.0 ………………….. 10.252.0.0 ………………….. 10.254.0.0 10.254.0.1 s.d 10.255.255.254
Alhamdulillah rampung coretan saya tentang belajar
subnetting.mudah-mudahan bemanfaat buat semua.kalau ada kesalahan mohon
di koreksi ya.
Incoming search terms:
- belajar subnetting
- belajar subnetting ip
Tidak ada komentar:
Posting Komentar